Pematung 19 Mei 2020, Dalam situasi yang semakin tidak menentu akibat penyebaran Covid-19 yang semakin meningkat, membuat banyak orang ketakutan dan khawatir. Pemerintah menghimbau semua masyarakat untuk stay at home, mengurangi aktivitas di luar rumah jika tidak terlalu mendesak, menghindari kerumunan dan menutup tempat-tempat ibadah.
Himbauan untuk tetap tinggal di rumah membuat sebagian orang merasa bosan gara-gara bingung tidak ada yang dikerjakan. Namun, tidak bagi kedua pemudi kreatif yang ada di desa Pematung. Keadaan yang serba sulit akibat penyebaran Covid-19 hingga memasuki bulan Ramadhan ini membuat kedua pemudi ini meluangkan waktu dan tenaganya untuk membuka bisnis. Memanfaatkan peluang yang ada melalui keahlian yang dimiliki.
Namanya Putri Khaeratul Aini dan Husnul Khotimah, pemudi yang tinggal di dusun Pematung ini memilih untuk berjualan di tengah pandemik Covid-19. Saat ditemui dilokasi berjualan, mereka bercerita jika idenya berjualan, muncul karena ingin mengisi waktu yang kosong, akibat libur kuliah yang berkepanjangan dampak dari pandemik Covid-19. Putri menuturkan jika ia berjualan es campur untuk pertama kalinya di bulan ramadhan ini.
“Dari pada menghabiskan waktu di rumah bermain gadget tidak jelas, lebih baik berjualan saja, dapat keuntungan juga,” jelasnya.
Mereka berdua mengaku tidak malu apalagi gengsi, “ngapain harus malu, kita harus punya mental yang kuat dan jangan gengsi, jika gengsi tidak bisa makan,” lanjutnya.
Putri dan Husnul berjualan es campur setiap sore hari setelah sholat ashar hingga menjelang berbuka puasa. Lokasi mereka berjualan di pinggir jalan depan rumah kakaknya, di Dusun Pematung. Es buah dagangannya selalu habis karena banyak yang membeli baik dari warga Pematung sendiri maupun warga lain yang kebetulan lewat di jalan tersebut.
Putri menuturkan jika modal awal ia membuka bisnisnya tujuh ratus ribu rupiah. Modalnya didapatkan dari hasil tabungan yang ia kumpulkan sebelum bulan Ramadhan. Kemudian ia saling berembuk dengan kakaknya untuk membeli bahan-bahan untuk membuat es campur. Sekarang omsetnya setiap hari dua ratus ribu rupiah bahkan bisa lebih.
Saat ditanya pesannya untuk pemuda-pemudi yang ada di desa Pematung. Ia berpesan untuk selalu berusaha dan memanfaatkan peluang yang ada untuk membuka bisnis.
“ Saatnya kita harus kreatif, pintar-pintar memanfaatkan peluang yang ada, jangan malu dan gengsi. Jika gengsi kalian tidak bisa makan, dari pada ngabuburit tidak jelas, apalagi banyak rebahan di kasur, lebih baik cari uang, lumayan buat jajan lebaran,” jelasnya.
penulis : Kusumawardani
19 Mei 2020 09:16:48
Suatu Desa bisa maju apabila masyarakatnya mau berdikari, tidak hanya mengandalkan Lirikan lirikan dari Pemerintah yang tiada ujung pangkalnya. Kegiatan yang dilakukan oleh mereka berdua tsb merupakan suatu Devisa Desa yang mampu mengangkat derajat Desa meskipun melalui hal hal yang kecil atau sewajarnya. Tapi Kemauan itulah yang mampu mengangkat kita dari ketidakmapanan dan menghilangkan rasa malu tsb. Sukses terus DESA PEMATUNG.