Desa Pematung

Kec. Sakra Barat
Kab. Lombok Timur - Nusa Tenggara Barat

Info
Himbauan Bagi Bapak Dan Ibu Beserta Pemuda/Pemudi Masyarakat Desa Pematung Mohon Dukungannya Guna Membangun Website Desa Kita Yang Tercinta Ini.

Artikel

Situs Pemandian Umum Kuno Di Desa Pematung Yang Mulai Tergerus Zaman

Sopian Hadi

18 Mei 2020

862 Kali dibuka

Tahukah anda?

Jepang merupakan salah satu negara yang memiliki kebudayaan yang beragam dan unik. Salah satunya adalah “Sentou” (pemandian umum). Sentou merupakan salah satu kebudayaan tradisional Jepang yang sudah ada sejak zaman dahulu dan dilestarikan hingga sekarang. Warga dan wisatawan bisa menikmati mandi bersama, namun tetap terpisah antara Laki-laki dan Perempuan. Dilansir dari CNN, Selasa (14/10/2014) bagi orang Jepang, pemandian umum merupakan sejarah masa lalu yang masih digunakan hingga sekarang. Adanya pemandian umum dikarenakan pada tahun 1923-1970 rumah-rumah di Jepang tidak memiliki kamar mandi sehingga orang-orang membuat pemandian umum.

Nah... di Desa Pematung, juga ada lho... Kebudayaan tradisional yang mirip dengan Jepang yaitu pemandian umum yang kabarnya sudah ada semenjak zaman kerajaan Bali berkuasa di Lombok. Berbeda dengan pemandian umum di Jepang, pemandian umum di desa Pematung digunakan untuk mandi sendiri-sendiri. Meskipun ada juga sebagian masyarakat yang menggunakan tempat tersebut untuk mandi bersamaan.

Nama Pemandian tersebut adalah “Lengkok Gedang dan Lengkok Beleq”. Lengkok yang berarti sumur. Jadi tempat tersebut adalah sebuah sumur peninggalan orang terdahulu. Mungkin tempat ini sudah tidak dikenal lagi oleh anak-anak mellenial dan generasi Z di desa Pematung. Namun tempat ini memang beneran ada. Sayangnya, kebiasaan dan budaya mandi di kedua pemandian tersebut sudah mulai ditinggalkan masyarakat Pematung. Terlebih disaat masyarakat Pematung sudah memiliki sumur masing-masing.

Zaman dulu hanya kedua sumur ini yang ada, sehingga semua masyarakat Pematung biasa menggunakan sumur ini dalam aktivitasnya seperti untuk mandi, mencuci, mendaik (mengambil air), besok beras ( Membersihkan beras) pada saat acara Begawe (Pesta). Demikian penuturan salah satu warga di desa Pematung.

Senada dengan itu, Papuk Bokah menuturkan, “semenjak tanah tempat lokasi Lengkok Gedang itu di klaim amak Kebol (Alm), Lengkok Gedang ditutup dan tidak pernah digunakan lagi. Kalo Lengkok Belek masih dipakai hanya untuk mengambil air oleh salah satu warga.”

Konon katanya pemandian ini dibuat oleh masyarakat hindu Bali dan digunakan untuk melakuan ritual dan mandi sehari-hari.

“Dahulu di desa Pematung banyak tinggal orang hindu Bali, dan banyak ditemukan patung di sekitar tempat tersebut, dari sinilah asal mula nama Pematung,” kata salah satu warga Pematung.

Dalam kebudayaannya masyarakat Hindu Bali sering menggunakan lokasi kedua sumur tersebut untuk Besangi (ritual sembayangan dan berdoa masyarakat hindu bali). Tempat tersebut digunakan untuk menaruh sesajen sebagai salah satu ritual ibadah mereka. Seiring berjalannya waktu, disaat warga bali sudah tidak tinggal di sini, sampai terjadi pergantian generasi, masyarakat desa Pematung menggunakan tempat tersebut untuk  mandi, mencuci, dll,” demikian penuturan Papuq Bokah.

Nah... Bagi warga Pematung yang belum tau kedua tempat tersebut. Di sini penulis akan menunjukkan lokasinya.

Gambar mungkin berisi: tanaman, luar ruangan dan alamGambar mungkin berisi: tanaman dan luar ruangan

Gambar 1. Lengkok Beleq yang sudah tidak digunakan oleh masyarakat Pematung

Lokasi kedua sumur tersebut berada di sebelah Selatan dekat masjid Nurul Hidayah Pematung. Terdapat sebuah tangga yang agak terjal jika ingin ke sumur tersebut. Ada dua lokasi yakni khusus pemandian untuk Laki-laki (Lengkok Gedang) dan pemandian untuk perempuan (Lengkok Beleq). Selain itu di sekitar pemandian Lengkok Gedang terdapat sebuah goa yang sampai sekarang belum ada yang berani memasukinya. Orang-orang biasa menyebutnya goa Jangkrungan.

Lokasi kedua sumur tersebut berada di sebelah Selatan dekat masjid Nurul Hidayah Pematung. Terdapat sebuah tangga yang agak terjal jika ingin ke sumur tersebut. Ada dua lokasi yakni khusus pemandian untuk Laki-laki (Lengkok Gedang) dan pemandian untuk perempuan (Lengkok Beleq). Selain itu di sekitar pemandian Lengkok Beleq terdapat sebuah goa yang sampai sekarang belum ada yang berani memasukinya. Orang-orang biasa menyebutnya goa Jangkrungan.“salah seorang warga Dusun Pematung berharap kepada Pemerintah Desa Pematung untuk memperhatikan kedua situs bersejarah tesebut


“Kami berharap kedua tempat ini dibuka kembali dan dikelola lagi oleh Pemerintah Desa agar tetap lestari,” demikian harapan dari Papuq Bokah.

Gambar mungkin berisi: 1 orang, tanaman, pohon, luar ruangan dan alamGambar mungkin berisi: tanaman, luar ruangan dan alam

Gambar 2 kondisi Lengkok Gedang (pemandian Laki-laki) yang sudah tidak terawat

Akhir kata penulis ingin menyampaikan, bangsa yang baik adalah bangsa yang tidak lupa sejarah dan kebudayaan masa lalunya sebagaimana perkataan Ir. Soekarno, JASMERAH (jangan sekali-kali melupakan sejarah). Dari sejarah kita bisa belajar kehidupan di masa lalu, Adolf Hitler pernah mengatakan orang yang tidak memiliki rasa sejarah, adalah seperti orang yang tidak memiliki telinga atau mata.

Jadi, kawan-kawan, perlu diketahui bahwa keberadaan kedua sumur tersebut “Lengkok Gedang dan Lengkok Beleq”adalah sebagai situs bersejarah yang telah ditinggalkan orang-orang di masa lalu di desa kita tercinta. Menggambarkan sedikit tentang Corak budaya yang tak terpisahkan dari kebiasaan warga Pematung di masa lampau. Keberadaan sumur tersebut melahirkan kearifan lokal berupa rasa kebersamaan antar warga, gotong royong, saling tegur sapa antar sesama disaat mengantri mandi, ambil air, begawe, dll.

Bercermin dari negara Jepang yang sangat menjunjung tinggi tradisi dan kebudayaanya. Mereka selalu berupaya untuk melestarikannya sampai detik ini. Maka sekarang tempat tersebut menjadi tempat wisata yang dikunjungi banyak wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Kebudayaan yang dilestarikan menghasilkan pundi-pundi ekonomi untuk negara. Harapan saya [penulis] adalah agar Pemerintah Desa Pematung selalu memperhatikan situs-situs bersejarah yang ada di desa Pematung, kemudian dikelola dengan baik agar tetap lestari dan bisa dikenal oleh generasi-generasi yang akan datang. Jika sudah dilestarikan dan dirawat dengan baik, maka akan menghasilkan pundi-pundi rupiah untuk pembangunan Desa Pematung.

Pematung, 17 Mei 2020

Penulis, Kusumawardani

 

 

Kirim Komentar

Nama
Telp./HP
E-mail

Komentar

Captha

Komentar Facebook

Aparatur Desa

Kepala Desa

HANAPI, S.Pt

Sekretaris Desa

MARZUKI KAMAL

Kaur Umum

SALIKIN, A.Ma

Kaur Keuangan

ASRUL HADI, M.Si

Kaur Perencanaan

MUHAMAD SARJAN

Kasi Pemerintahan

SAHRAM

Kasi Kesra

KAMALUDDIN, S.Pd.I

Kasi Pelayanan

SYAHRAM

Kawil Pematung

ANHARUDDIN

Kawil Menurik

SYAMSUDDIN

Kawil Kebon Datu

NAHDIYIN, S.Pd

Kawil Montong Cope

WAHYU SETIAWAN

Kawil Keramat Tunggal

MOH HASAN BASRI, SE

Opdes Pematung

SOPIAN HADI

Layanan Mandiri
Layanan Mandiri
Layanan Mandiri
Layanan Mandiri

Desa Pematung

Kecamatan Sakra Barat, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat

Statistik Pengunjung

Hari ini:155
Kemarin:383
Total:1.317.828
Sistem Operasi:Unknown Platform
IP Address:216.73.216.23
Browser:Mozilla 5.0

Komentar

Rakhmad Ridhati

08 Mei 2025 17:38:45

sangat membantu...

Solihin

08 Desember 2022 13:28:54

Cek keanggotaan...

Katarina naus

06 Desember 2022 09:11:16

Apakah ada nama saya ...

SOPIAN HADI

04 Juni 2022 22:41:00

...

fardianus benga tukan

08 April 2022 17:05:19

siap...

Transparansi Anggaran

APBDes 2023 Pelaksanaan

Pendapatan

AnggaranRealisasi
Rp 1.232.960.518,00Rp 1.185.380.631,53

Belanja

AnggaranRealisasi
Rp 1.228.908.839,89Rp 1.172.910.943,00

Pembiayaan

AnggaranRealisasi
Rp -4.051.678,11Rp 1.035.864,89

APBDes 2023 Pendapatan

Hasil Usaha Desa

AnggaranRealisasi
Rp 1.000.000,00Rp 1.000.000,00

Hasil Aset Desa

AnggaranRealisasi
Rp 30.000.000,00Rp 30.000.000,00

Dana Desa

AnggaranRealisasi
Rp 721.642.000,00Rp 721.642.000,00

Bagi Hasil Pajak Dan Retribusi

AnggaranRealisasi
Rp 37.806.817,00Rp 21.000.000,00

Alokasi Dana Desa

AnggaranRealisasi
Rp 436.921.701,00Rp 406.494.224,00

Koreksi Kesalahan Belanja Tahun-tahun Sebelumnya

AnggaranRealisasi
Rp 4.500.000,00Rp 4.500.000,00

Bunga Bank

AnggaranRealisasi
Rp 1.090.000,00Rp 744.407,53

APBDes 2023 Pembelanjaan

Bidang Penyelenggaran Pemerintahan Desa

AnggaranRealisasi
Rp 561.611.839,89Rp 507.443.943,00

Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa

AnggaranRealisasi
Rp 410.700.750,00Rp 410.700.750,00

Bidang Pembinaan Kemasyarakatan Desa

AnggaranRealisasi
Rp 43.300.000,00Rp 43.300.000,00

Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa

AnggaranRealisasi
Rp 134.096.250,00Rp 132.266.250,00

Bidang Penanggulangan Bencana, Darurat Dan Mendesak Desa

AnggaranRealisasi
Rp 79.200.000,00Rp 79.200.000,00

Lokasi Kantor Desa

Latitude:-8.743301959343599
Longitude:116.4672452956438

Desa Pematung, Kecamatan Sakra Barat, Kabupaten Lombok Timur - Nusa Tenggara Barat

Buka Peta

Wilayah Desa